Monday, 29 June 2015

RELASI MAKNA materi bahasa indonesia



RELASI MAKNA

¢  RELASI MAKNA
¢  KESAMAAN MAKNA (SINONIM)
¢  KEBALIKAN MAKNA (ANTONIM)
¢  KEGANDAAN MAKNA
            (POLISEMI DAN AMBIGUITAS)
¢  KETERCAKUPAN MAKNA
            (HIPONIM, HIPERNIM)
¢  KELAINAN MAKNA
            (HOMONIM, HOMOFON, HOMOGRAF)
¢  KELEBIHAN MAKNA (REDUNDANSI)



¢ SINONIM
            Kata sinonimi berasal dari bahasa Yunani, yaitu onoma ‘nama’ dan syn ‘dengan’.
           
            Secara harfiah sinonimi berarti ‘nama lain untuk benda atau hal yang sama.’
           
            Secara semantik, sinonimi berarti ungkapan (bisa berupa kata, frasa, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. 
¢  Contoh:
            Mati, wafat, meninggal, mangkat, mampus adalah kata-kata yang bersinonim. Andaikata kata mati dan meninggal itu maknanya persis sama, tentu kita dapat mengganti kata mati dalam kalimat Tikus itu mati diterkam kucing dengan kata meninggal menjadi Tikus itu meninggal diterkam kucing. Tetapi ternyata, penggantian itu tidak dapat dilakukan. Ini merupakan bukti yang jelas bahwa kata-kata yang bersinonim itu tidak memiliki makna yang persis sama.
¢  Ketidakmungkinan kita untuk menukar sebuah kata dengan kata lain yang bersinonim disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
           
¢  Faktor waktu (hulubalang = komandan)
¢  Faktor tempat / daerah (saya = beta)
¢  Faktor sosial (aku = saya)
¢  Faktor bidang kegiatan (matahari = surya)
¢  Faktor nuansa makna (melihat = melirik = mengintip)


¢  Paradigma:
Sinonim = persamaan kata????
v  Sinonim antara morfem (bebas) dengan morfem (terikat).
            dia = -nya
            saya = -ku
v  Sinonim antara kata dengan kata
            buruk = jelek
            bunga = puspa = kembang
v   Sinonim antara frase dengan frase
            ayah ibu = orang tua
            meninggal dunia = berpulang ke rahmatullah
v   Sinonim antara kalimat dengan kalimat
            adik memukul kakak. = kakak dipukul adik.

¢  Untuk diperhatikan!!!
  1. Tidak semua kata dalam bahasa Indonesia mempunyai sinonim (beras, salju, batu, kuning, dll.)
  2. Ada kata-kata yang bersinonim pada bentuk dasar, tetapi tidak pada bentuk jadian
            (benar = betul => kebenaran ≠ kebetulan)
  1. Ada kata-kata yang tidak mempunyai sinonim pada bentuk dasar, tetapi mempunyai sinonim pada bentuk jadian.
            jemur = ???
            menjemur = mengeringkan
  1. Ada kata-kata yang dalam arti “sebenarnya” tidak mempunyai sinonim, tetapi dalam arti “kiasan” justru memiliki sinonim.
            hitam = ???
            hitam = gelap, kelam, buruk, jahat, duka, dll.


¢ ANTONIM
            Kata antonimi berasal dari bahasa Yunani, yaitu onoma ‘nama’ anti ‘melawan.’
            Secara harafiah, antonimi berarti nama lain untuk benda lain pula.
            Secara semantik, antonimi yaitu ungkapan (kata, frasa, kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dengan makna ungkapan lain.
¢  Jenis antonim berdasarkan sifatnya:
1. ANTONIM MUTLAK
            Terdapat pertentangan makna secara mutlak.
            contoh :           hidup >< mati
                                    diam >< gerak
2. ANTONIM KUTUB
            Pertentangannya tidak bersifat mutlak, melainkan bersifat gradasi.
            contoh :           kaya >< miskin
                                    besar >< kecil
3. ANTONIM HUBUNGAN
            Bersifat saling melengkapi, artinya kehadiran kata yang satu karena ada kata lain yang menjadi oposisinya. Tanpa kehadiran keduanya, maka oposisi ini tidak ada.
            contoh :           menjual >< membeli
                                    suami >< istri
                       
4. ANTONIM HIERARKIAL
            Menyatakan suatu deret jenjang atau tingkatan.
            - meter >< kilometer
            - prajurit >< kopral
5. ANTONIM MAJEMUK
            Kata-kata yang beroposisi terhadap lebih dari sebuah kata.
            contoh :
            berdiri >< duduk, tiarap, berbaring


¢ POLISEMI
            Satuan bahasa (terutama kata, bisa juga frase) yang memiliki makna lebih dari satu.
            Contoh:
            Kepala
¢  Bagian tubuh dari leher ke atas, seperti pada manusia dan hewan
¢  Bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan dan merupakan hal yang penting (Kepala surat)
¢  Bagian dari sesuatu yang berbentuk bulat seperti kepala (Kepala jarum)
¢  Pemimpin atau ketua (kepala pemerintahan)
¢  Jiwa atau orang (Perkepalaèperorang)
¢  Akal budi ( Kepala batu, besar kepala)

¢Ambiguitas atau ketaksaan
            Ambiguitas adalah satuan gramatikal (lebih besar dari kata) yang bermakna ganda.
Contoh:
Orang malas lewat di sana.
  1. Jarang ada orang yang mau lewat di sana
  2. Hanya orang-orang malas yang lewat di sana

¢Hiponim dan hipernim
            Kata hiponimi berasal dari bahasa Yunani onoma ‘nama’ hypo ‘di bawah’
            Secara harfiah, hiponimi berarti nama yang termasuk di bawah nama lain.
            Secara semantik, hiponimi adalah ungkapan yang maknanya dianggap bagian dari makna ungkapan lain.
¢  Contoh:
            Kata teri, tongkol, paus, dan bandeng tercakup dalam kata ikan. Kita dapat mengatakan bahwa teri adalah ikan, tetapi ikan bukan hanya teri, bisa juga paus, tongkol, bandeng, dan lain-lain.
           
            Relasi hiponim bersifat searah, sebab kalau teri berhiponim dengan ikan, maka ikan bukan berhiponim dengan teri, melainkan berhipernim. Dengan kata lain, kalau teri hiponim dari ikan, maka ikan hipernim dari teri.


¢ Homonim
            Adalah dua kata atau satuan ujaran yang bentuknya “kebetulan” sama; maknanya tentu saja berbeda karena masing-masing merupakan kata atau bentuk ujaran yang berlainan.
            Contoh:
            Bisa = Racun ular
            Bisa = Sangup
            Mengurus = Mengatur
            Mengurus = Menjadi kurus

¢ Homofon
            Adalah kata yang sama bunyi, tetapi berbeda dalam hal cara penulisan dan maknanya.
            contoh :
            Bank = Tempat menyimpan uang
            Bang = Panggilan untuk kakak laki-laki
           
¢ Homograf
            Kata yang memiliki kesamaan tulisan, tetapi berbeda bunyi dan maknanya.
            Contoh :
            Apel = Buah
            Apel = Upacara
            Serang = Mendatangi untuk menyerang
            Serang = Nama daerah


¢ Redundansi
            Istilah redundansi biasanya diartikan sebagai berlebih-lebihannya penggunaan unsur segmental dalam suatu bentuk ujaran.
            Misalnya, kalimat Bola itu ditendang oleh Dika tidak akan berbeda maknanya jika dikatakan Bola itu ditendang Dika. Jadi, tanpa menggunakan preposisi oleh. Penggunaan kata oleh inilah yang dianggap redundansi.

No comments:

Post a Comment